BAB XIII
ANALISIS
PERSAINGAN
Porter mengemukakan
bahwa dalam suatu industri terdapat 5 (lima) kekuatan yang saling mempengaruhi, yaitu
:
·
Revalitas diantara pesaing
(Intraindustry Rivalry)adalah titik awal dalam memahami suatu pesaing dan
berhubungan erat dengan nature dan tingkat persaingan di antara organisasi
dalam industri yang sama.
·
KekutanTawar menawar pembeli (Bargaining Power of
Buyers)datang dari pembeli produk atauservis industri, dan hal ini penting dilakukan
untuk mempertimbangkan kekuatan yang signifikandari pembeli tersebut. Buyer
mempunyai kekuatan untuk menekan pada industri untukmenurunkan harga, menuntut
kualitas yang tinggi atau pelayanan tambahan, memainkan parakompetitor untuk
saling berkompetisi.
·
Kekuatan tawar menawar pemasok
(Bargaining Power of Suppliers )sebagai penyedia produkdan servis yang
mengkontribusikan bentuk persaingan organisasi dalam industri. Di samping itu, pembeli harus bekerja untuk dapat menjaga hubungan dengan vendor yang berkualitas.
·
Ancaman pendatang baru (Treat of
New Entrant)menyatakan bahwa kehadiran organisasi baru/lainakan menjadi
permulaan persaingan baru dalam industri. Pendatang baru ini bisa
benar-benarorganisasi baru atau organisasi yang sudah ada tetapi mengubah
strategi bisnisnya, atauorganisasi yang sudah ada yang semula tidak bersaing
dalam produk atau area yang sama, tibatiba melakukannya. Untuk mengantisipasi
dari pendatang tersebut, maka organisasi harus dapatmeningkatkan entry barrier.
Dengan adanya entry barrier yang tinggi maka akan dapatmengurangi keinginan
organisasi di luar untuk memasuki industri tersebut.
·
Ancaman produk pengganti
(Substitute Products or Services)dapat mengancam denganmemberikan harga yang
bersaing pada produk atau layanan subtitusi tersebut
PELUANG,
TANTANGAN, DAN ANCAMAN
Peluang
Manfaat integrasi ekonomi
Kesediaan Indonesia bersama-sama
dengan 9 Negara ASEAN lainnya membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada
tahun 2015 tentu saja didasarkan pada keyakinan atas manfaatnya yang secara
konseptual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kawasan ASEAN.
Pasar potensial dunia
Pewujudan MEA di tahun 2015 akan
menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar ke-3 di dunia yang didukung
oleh jumlah penduduk ke-3 terbesar (8% dari total penduduk dunia) di dunia
setelah China dan India.
Negara pengekspor
Negara-negara di kawasan ASEAN
juga dikenal sebagai negara-negara pengekspor baik produk berbasis sumber daya
alam (seperti agro-based products) maupun berbagai produk elektronik.
Negara tujuan investor
Uraian tersebut di atas merupakan
fakta yang menunjukkan bahwa ASEAN merupakan pasar dan memiliki basis produksi.
Fakta-fakta tersebut merupakan faktor yang mendorong meningkatnya investasi di
dalam dalam negeri masing-masing anggota dan intra-ASEAN serta masuknya
investasi asing ke kawasan.
Daya saing
Liberalisasi perdagangan barang
ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun
bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non-tarif yang berarti
sudah tidak ada lagi.
Sektor jasa yang terbuka
Di bidang jasa, ASEAN juga
memiliki kondisi yang memungkinkan agar pengembangan sektor jasa dapat dibuka
seluas-luasnya. Sektor-sektor jasa prioritas yang telah ditetapkan yaitu
pariwisata, kesehatan, penerbangan dan kemudian akan disusul dengan logistik.
Aliran modal
Dari sisi penarikan aliran modal
asing, ASEAN sebagai kawasan dikenal sebagai tujuan penanaman modal global.
Tantangan
Laju peningkatan ekspor dan impor
Tantangan yang dihadapi oleh
Indonesia memasuki integrasi ekonomi ASEAN tidak hanya yang bersifat internal
di dalam negeri tetapi terlebih lagi persaingan dengan negara sesama ASEAN dan
negara lain di luar ASEAN seperti China dan India.
Laju inflasi
Tantangan lainnya adalah laju
inflasi Indonesia yang masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan negara
lain di kawasan ASEAN.
Dampak negatif arus modal yang lebih bebas
Proses liberalisasi arus modal
dapat menimbulkan ketidakstabilan melalui dampak langsungnya pada kemungkinan
pembalikan arus modal yang tiba-tiba maupun dampak tidak langsungnya pada
peningkatan permintaaan domestik yang akhirnya berujung pada tekanan inflasi.
Kesamaan produk
Kesamaan jenis produk ekspor
unggulan ini merupakan salah satu penyebab pangsa perdagangan intra-ASEAN yang
hanya berkisar 20-25 persen dari total perdagangan ASEAN.
Daya saing sektor prioritas integrasi
Saat ini Indonesia memiliki
keunggulan di sektor/komoditi seperti produk berbasis kayu, pertanian, minyak
sawit, perikanan, produk karet dan elektronik, sedangkan untuk tekstil,
elektronik, mineral (tembaga, batu bara, nikel), mesin-mesin, produk kimia,
karet dan kertas masih dengan tingkat keunggulan yang terbatas.
Daya saing SDM
Kemapuan bersaing SDM tenaga
kerja Indonesia harus ditingkatkan baik secara formal maupun informal.
Tingkat perkembangan ekonomi
Tingkat perkembangan ekonomi
Negara-negara Anggota ASEAN hingga saat ini masih beragam.
Kepentingan nasional
Disadari bahwa dalam rangka
integrasi ekonomi, kepentingan nasional merupakan yang utama yang harus
diamankan oleh Negara Anggota ASEAN. Kepentingan kawasan, apabila tidak sejalan
dengan kepentingan nasional, merupakan prioritas kedua.
Kedaulatan negara
Integrasi ekonomi ASEAN membatasi
kewenangan suatu negara untuk menggunakan kebijakan fiskal, keuangan dan
moneter untuk mendorong kinerja ekonomi dalam negeri.
Ancaman
Sumber daya manusia Indonesia sedang terancam dari
berbagai sisi, antara lain integrasi mobilitas tenaga kerja kawasan ASEAN
melalui kesepakatan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), teknologi
yang semakin berkembang dan perdagangan bebas yang menyebabkan membanjirnya
produk luar di Indonesia.
Rendahnya kualitas tenaga kerja Indonesia disebabkan
karena sistem diklat yang masih berorientasi pada pendekatan “supply driven”.
Program diklat yang dikembangkan oleh lembaga diklat pemerintah dan swasta
belum mengacu kepada kebutuhan pasar kerja. Akibatnya terjadi kesenjangan yang
semakin lebar antara kualitas tenaga kerja yang dihasilkan oleh lembaga diklat
dengan kualitas yang dibutuhkan oleh dunia usaha/industri.
Selain masalah itu, dengan adanya pasar tunggal
ASEAN ini juga mengancam eksistensi usaha sekaligus SDM lokal. Selama ini
Indonesia lebih banyak berperan sebagai pasar empuk bagi produk-produk luar.
Berbagai produk negara lain membanjiri Indonesia mulai dari makanan, fashion,
otomotif dan elektronik. Produk-produk itu sangat kompetitif baik dari segi
kualitas maupun harga sehingga produk dalam negeri menjadi kurang berkembang
akibat kalah bersaing.
Sejauh
ini mayoritas pemerintah daerah tidak mengetahui mengenai rencana
diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean sehingga banyak pengusaha di daerah
lebih kesulitan mempersiapkan diri. Di sisi lain, para pengusaha asal Malaysia,
Vietnam, dan Thailand saat ini aktif memperkenalkan produknya kepada pasar
Indonesia.
MEMILIH
STRATEGI DALAM POSISI PERSAINGAN
Pembahasan
tentang strategi perusahaan, tidak bisa lepas dari perencanaan, arahan, atau
acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa
langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru:
·
Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama harus
dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar harus diarahkan
pada kebutuhan konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang diinginkan dan
dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas yang bagaimana, siapa yang
membutuhkan, dan kapan mereka memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karakteristik
konsumen yang dituju
·
Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market)
Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen,
langkah berikutnya adalah memilih pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar
sasaran khusus, yaitu:
Pasar individual (individual market).
Pasar khusus (niche market).
Segmentasi pasar (market segmentation).
Dari tiga altematif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan usaha
baru lebih tepat bila memilih pasar khusus (niche market) dan pasar individual (individual market). Sedangkan untuk perusahaan menengah dan
besar lebih baik memilih segmen pasar (segmentation
market).
·
Menempatkan Strategi Pemasaran dalam Persaingan
Penerapan strategi pemasaran sangat tergantung pada keadaan lingkungan
persaingan pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar
sangat tergantung pada potensi yang menggambarkan permintaan dari lingkungan
persaingan. Ada enam strategi untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang
bersaing:
a)
Berorientasi pada pelanggan
(customer orientation).
b)
Kualitas (quality), ialah
mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif, efisien, dan tepat.
c)
Kenyamanan (convenience), yaitu
memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan.
d)
Inovasi (innovation), yaitu harus
berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun proses.
e)
Kecepatan (speed), atau disebut
juga Time Compression Management (TCM), yang diwujudkan dalam bentuk
kecepatan untuk menempatkan produk baru di pasar.
f)
Memperpendek waktu untuk merespons keinginan dan
kebutuhan pelanggan (customer response
time).
·
Pemilihan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha
dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan
keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik konsumen, wirausaha bisa
merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing
mix), yaitu probe, product, price, place, promotian.
PELUANG
LINGKUNGAN PEMASARAN GLOBAL
Pemasar internasional harus
mengetahui pengaruh budaya dan harus menyiapkan diri untuk menjawab tantangan
itu atau mengubahnya. Pemasar internasional memainkan peran penting bahkan
dapat dikatakan menentukan dalam mempengaruhi kecepatan tingkat perubahan
diseluruh dunia. Hal terlihat jelas dalam makanan tetapi praktis menyangkut
semua industri, terutama produk konsumen. Pabrik sabun dan deterjen telah
mengubah kebiasaan, mencuci, industri elektronik telah mengubah pola hiburan,
dan pemasar pakaian telah mengubah gaya gaya, dan sebagainya. Dalam produk
industri budaya telah mempengaruhi karakteristik dan permintaan produk tetapi
yang lebih penting lagi sebagai pengaruh pada proses pemasaran, terutama dalam
cara menjalankan bisnis. Pemasar internasional telah belajar untuk mengandalkan
orang yang mengetahui dan memahami adat serta sikap setempat untuk keahlian
pemasaran.
Hubungan bisnis antara
pihak-pihak yang mempunyai budaya atau kebangsaan berbeda dapat dipengaruhi
oleh tantangan tambahan.Bila salah satu pihak dari budaya konteks tinggi
mengambil bagian dalam kesepakatan bisnis, faktor-faktor yang dibahas mungkin
akan lebih rumit karena keyakinan berbeda mengenai signifikansi dari
kesepakatan bisnis formal dan kewajiban yang mengikat semua pihak misalnya,
manajer penjualan benar-benar yakin bahwa hanya kontrak yang ditulis dengan
baik yang diperlukan agar perusahaanya dapat menerima semua kewajiban yang
mengikat. Tetapi manajer penjualan tadi juga tidak dapat memahami belahan
dunia, sesuatu hanya dapat terjadi bila ada hubungan pribadi karena
kadang-kadang hubungan pribadi juga perlu untuk melaksanakan sesuatu dalam
lingkungan konteks rendah.
ASPEK DASAR DARI BUDAYA
Bagi ahli antropologi dan
sosiologi, budaya adalah “cara hidup” yang dibentuk oleh sekelompok manusia
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya termasuk
kesadaran dan ketidaksadaran akan nilai, ide, sikap, dan simbol yang membentuk
perilaku manusia dan diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Seperti didefinisikan oleh seorang ahli antropologi organisasi Geert Hofstede,
budaya adalah “tatanan kolektif dari pikiran yang membedakan anggota tersebut
dari satu kategori orang dengan orang lainnya.”
Pandangan
Ahli Antropologi
Seperti diutarakan oleh Ruth
Benedict dalam karya klasiknya berjudul The Chrysanthemum and the Sword, tidak
peduli betapa aneh tindakan atau pendapat seseorang , cara seseorang berpikir,
merasa, dan bertindak mempunyai hubungan dengan pengalamannnya di dunia ini.
Tidak masalah jika tindakan dan opini dirasakan sebagai gagasan yang aneh oleh
orang lain. Pemasar global yang berhasil harus memahami pengalaman manusia dari
sudut pandang lokal dan menjadi orang dalam melalui proses empati budaya.
Budaya
Konteks Tinggi dan Rendah
Edward T. Hall menyarankan
konsep konteks tinggi dan rendah sebagai salah satu cara untuk memahami
orientasi budaya yang berbeda. Dalam budaya konteks rendah, pesan nyata;
kata-kata membawa sebagian besar informasi dalam komunikasi. Dalam budaya
konteks tinggi, tidak terlalu banyak informasi berada dalam pesan verbal.
Jepang, Saudi Arabia, dan budaya konteks tinggi lainnya sangat menekankan pada
nilai dan posisi atau kedudukan seseorang di masyarakat. Dalam budaya ini,
pinjaman dari bank lebih mungkin didasarkan pada siapa Anda daripada analisis
formal laporan keuangan. Dalam budaya konteks rendah seperti Amerika Serikat,
Swis, atau Jerman, persetujuan dibuat dengan informasi yang jauh lebih sedikit
mengenai karakter, latar belakang, dan nilai-nilai. Keputusan lebih didasarkan
pada fakta dan angka dalam permintaan pinjaman.
Komunikasi
dan Negosiasi
Jika bahasa dan budaya
berubah, ada tantangan tambahan dalam komunikasi. Misalnya, “ya” dan “tidak”
dipergunakan dengan cara yang berbeda antara Negara Jepang dan Negara barat.
Hal ini menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman. Dalam bahasa inggris
jawaban “ya” atau “tidak” atas sebuah pertanyaan didasarkan pada apakah
jawabannya mengiyakan atau menolak. Dalam bahasa Jepang, tidak demikian.
Jawaban “ya” atau “tidak” dapat dipergunakan untuk jawaban yang membenarkan
atau menolak pertanyaan tadi.
Perilaku
Sosial
Ada sejumlah perilaku sosial
dan sebutan yang mempunyai arti yang berbeda-beda di dalam budaya lain. Sebagai
contoh, orang Amerika umumnya menganggap tidak sopan jika makanan di atas
piring membubung, membuat keributan ketika sedang makan, dan bersendawa. Namun
sejumlah masyarakat Cina merasa bahwa merupakan hal yang sopan jika mengambil
setiap porsi makanan yang dihidangkan dan menunjukkan kepuasannya dengan
bersendawa.
Perilaku sosial lainnya, jika tidak diketahui, akan
merugikan bagi pelancong internasional. Sebagai contoh, di Arab Saudi,
merupakan penghinaan jika menanyakan kepada pemilik rumah tentang kesehatan
suami/istri.
Sosialisasi
Antar-Budaya
Memahami suatu budaya
berarti memahami kebiasaan, tindakan, dan alasan-alasan di balik
perilaku-perilaku yang ada. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, bak mandi dan
toilet mungkin berada dalam ruang yang sama. Orang Amerika mengasumsikan bahwa
ini adalah norma yang berlaku di dunia. Namun, dalam beberapa budaya seperti
Jepang, menganggap itu tidak higienis. Bahkan budaya lain menganggap duduk di
atas toilet duduk itu tidak higienis. Di banyak budaya, penggunaan tisu toilet
bukanlah norma mereka.
Adaptasi
pada budaya
Pemasar Global perlu untuk
menjadi sensitif kepada penyimpangan budaya dimana mempengaruhi pemikiran
mereka, perilaku, dan pengambilan keputusan.
Self Reference Creation-SCR (kriteria referensi diri
sendiri) mengacu pada kecenderungan tak sadar orang untuk memohon pertolongan
akan pengalaman dan sistem nilai budaya yang mereka miliki sendiri untuk
diterjemahkan pada satu situasi bisnis yang diberikan.
Budaya
dan Bauran Pemasaran
Kebijakan Produk ; Produk
Tertentu lebih banyak mengikat satu budaya dibandingkan produk lain.
Makanan, hidangan, dan produk pakaian cenderung untuk sangat terikat pada
budaya .
Penetapan harga: Menetapkan harga kebijakan-kebijakan
dikendalikan oleh empat Cs, yaitu :
·
Pelanggan (customer)
·
Perusahaan (biaya, objektif, strategi) (company)
·
Kompetisi (competitor)
·
Kolaborator (e.g., distributor) (Collaborators)
Variabel Budaya mempengaruhi pengambilan kebijakan
untuk saluran distribusi
Promosi: adalah bauran pemasaran yang paling
kelihatan. Budaya akan secara tipikal mempunyai satu pengaruh utama atas
strategi komunikasi perusahaan. Tabu dan norma-norma budaya yang Lokal juga
mempengaruhi gaya periklanan.
Budaya
Organisasi
Budaya Organisasi : sebagian
besar perusahaan ditandai oleh budaya organisasi (perusahaan) mereka. Sebuah
model jenis budaya organisasi mencakup empat budaya berikut :
o Budaya
Clan (Clan culture)
o Budaya
Adhocracy (Adhocracy culture)
o Budaya
Hirarki (Hierarchy culture)
o Budaya
Pasar (Market culture)
Manajemen
Rekening Global (Global Account Management (GAM))
Koordinasi pengelolaan
rekening nasabah di seluruh perbatasan nasional yang disebut sebagai manajemen
rekening global.Persyaratan-persyaratan pemilik rekening global yakni :
§
Memerlukan satu tempat pertemuan
§
Menuntut koordinasi sumber daya untuk melayani
pelanggan
§
Mendorong keseragaman harga dan syarat perdagangan
§
Memiliki produk dan pelayanan standar
§
Memerlukan konsistensi tingkat tinggi dalam kualitas
pelayanan dan kinerja
§
Dukungan di negara-negara dimana perusahaan tidak
memiliki keberadaan
Manajemen
Hubungan Pelanggan Global (Global Customer Relationship Management (CRM))
Proses pengelolaan interaksi
antara perusahaan dan pelanggan disebut Customer Relationship Management (CRM).
Ø
Proses
CRM
-
Membantu dalam ingatan pelanggan
-
Membantu dalam komunikasi yang lebih kaya dan
pemasaran interaktif
-
Membantu dalam penyesuaian pelayanan
-
Membantu untuk mempertahankan hubungan lebih dekat
dengan pelanggan
Ø
Manfaat
CRM
-
Pemahaman yang lebih baik dari harapan dan prilaku
pelanggan
-
Kemampuan untuk mengukur nilai pelanggan kepada
perusahaan
-
Menurunkan akuisisi pelanggan dan biaya
-
Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan
pelanggan di negara-negara dimana akses ke saluran tradisional terbatas.
Ø
Pedoman
Pelaksanaan CRM
-
Membuat program bisnis-driven daripada IT-driven
-
Membantu dan melacak perlindungan data dan undang-undang
privasi di negara-negara dimana sistem CRM sedang digunakan atau dalam tahap
perencanaan
-
Sebuah data yang baik adalah prasyarat utama
-
Imbalan yang dikirim ke pelanggan relevan,
ditargetkan, dan bersifat pribadi.
Lingkungan
Budaya
Tiap-tiap bangsa mempunyai
nilai, adat istiadat dan tabu sendiri-sendiri. Pengusaha asing, jika ingin
berhasil, harus menanggalkan enosentrisme mereka dan mencoba memahami kultur
dan kebiasaan bisnis di negara tuan rumah, yang seringkali berbeda konsep
waktu, ruang dan tata caranya.
Bagaimana konsumen setempat memikirkan dan menggunakan
produk tertentu harus diperhatikan oleh penjual sebelum merencanakan program
pemasaran
Lingkungan
Bisnis
Norma dan perilaku
bisnis juga berlainan dari satu negara ke negara lain. Eksekutif bisnis perlu
mengetahui hal ini sebelum melakukan negosiasi di negara lain. Ada beberapa
contoh perilaku bisnis yang berbeda dengan bisnis di beberapa negara:
-
Pengusaha arab biasa melakukan pembicaraan bisnis
dengan rekan usahanya dalam jarak yang sangat rapat, hidung mereka hampir
beradu. Kadang-kadang mereka menggamit dan menggemgam tangan anda sebagai tanda
persahabatan. Jika rekan usahanya menolak genggaman ini, pengusaha arab akan
merasa tersinggung.
REFERENSI
Dr.Hj.Ratih Hurryati, M.Si., 2011, Lingkungan Sosial
Budaya.pptx