KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT
yang maha pengasih lagi maha penyayang,berkat rahmat dan karunia nya kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai “Implementasi Pancasila dalam Sejarah Mengisi
Kemerdekaan Indonesia”.
Dalam tugas ini kami tak lupa
menyucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan membantu
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik baik nya.Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas yang diberikan Bpk.Burhanuddin selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila.
Kami menyadari masih banyak kekurangan
pada makalah ini,oleh karena itu kami menerima segala kritik dan saran guna
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya kami berharap makalah ini
bisa memenuhi apa yang dosen inginkan dan bisa memberikan informasi kepada
pembaca pada umumnya.
PENDAHULUAN
Apa yang
dimaksud perilaku Konsumen? Konsumen
adalah setiap orang pemakai barang/jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain
dan tidak untuk diperdagangkan.
Pengertian
perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk
dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan seorang
konsumen dalam memilih sesuatu mempunyai beberapa factor penting untuk memilih
suatu barang/benda yang akan dipilihnya,beberapa faktornya sebagai berikut :
1. tingkat
pendapatan seseorang
2. jenis/ukuran
yg dibutuhkan
3. tingkat
kebutuhan
4. Efektifitas
TEORI PENDEKATAN KONSUMEN
Teori pendekatan
konsumen terdapat 2 macam yaitu pendekatan konsumen Kardinal dan pendekatan
konsumen ordinal/kurva indifferen.
1.Pendekatan konsumen kardinal
Pendekatan
konsumen kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau
utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek
yang menilai. pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna
suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati. Misalnya bbm, semakin
tinggi harga bbm akan tetap dibeli dikarenakan setiap orang yang memiliki
kendaraan selalu membutuhkannya untuk transportasi.
2.Pendekatan konsumen oridinal
Pendekatan
konsumen ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang tidak perlu
diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi
rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
misalnya handphone, sebagian orang menggunakan handphone hanya untuk telepon
dan sms saja. tetapi ada yang membutuhkan lebih dari itu contohnya GPS/internet
di handphone untuk memudahkan keperluan si pengguna.
KURVA INDIFERENS
Pendekatan
kurva indeferens (ordinal utility) menggunakan pengukuran ordinal dalam
menganalisis pilihan konsumen dan menurunkan fungsi permintaan. Pendekatan
ordinal mengasumsikan bahwa konsumen mampu membuat urutan-urutan kombinasi
barang yang akan dikonsumsi berdasarkan kepuasan yang akan diperolehnya tanpa
harus menyebutkan secara absolut. Pendekatan
ordinal digunakan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi. Kurva
indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai titik titik kombinasi dua
barang yang memberikan kepuasan yang sama.
Asumsi-asumsi
Pendekatan Kurva Indeferens
· Konsumen memiliki pola preferensi akan
barang-barang konsumsi yang dinyatakan dalam bentuk peta indiferensi.
·
Konsumen memiliki dana dalam jumlah
tertentu.
·
Konsumen selalu berusaha untuk mencapai
kepuasan maksimum.
· Semakin
jauh dari titik origin, maka kepuasan konsumen semakin tinggi
Ciri
– Ciri Kurva Indiferens:
1.
Turun dari
kiri atas ke kanan bawah
2. Cenderung ke arah origin
3. Kurva Indiferen satu dengan kurva indiferen yang
lainnya tidak pernah berpotongan
4. Kurva indiferen yang terletak di sebelah kanan atas
menunjukan tingkat titik titik tersebut menggambarkan bahwa kombinasi berapapun
akan memberikan kepuasan yang sama
TINGKAT BATAS SUBTITUSI / TINGKAT MARGINAL SUBTITUSI
DEFINISI dari 'Tingkat
Marginal Substitusi'
Jumlah
yang baik bahwa konsumen bersedia untuk menyerah untuk kebaikan lain, asalkan
baik baru sama memuaskan. Ini digunakan dalam teori ketidakpedulian untuk
menganalisis perilaku konsumen. Tingkat substitusi marjinal (MRS) dihitung
antara dua barang ditempatkan pada kurva indiferen, menampilkan perbatasan
utilitas yang sama untuk setiap kombinasi "baik A" dan "B baik".
Tingkat substitusi marjinal selalu berubah untuk suatu titik tertentu pada
kurva, dan matematis merupakan kemiringan kurva pada titik tersebut. MRS
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Hukum Berkurangnya Marginal Tingkat Pergantian menyatakan
bahwa MRS berkurang sebagai salah satu bergerak ke bawah kurva cembung
berbentuk standar, yang merupakan kurva indiferen.
Sebagai
contoh, konsumen memilih antara hamburger dan hotdog. Dalam rangka untuk
menentukan tingkat substitusi marjinal, konsumen diminta apa kombinasi
hamburger dan hotdog memberikan tingkat kepuasan yang sama. Ketika kombinasi
ini digambarkan, kemiringan garis yang dihasilkan negatif. Ini berarti bahwa
konsumen menghadapi tingkat marjinal berkurang substitusi: semakin banyak
hamburger mereka memiliki relatif terhadap hotdog, semakin sedikit hotdog
konsumen bersedia untuk menyerah untuk lebih hamburger. Jika tingkat substitusi
marjinal hamburger untuk hot dog adalah 2, maka individu akan bersedia untuk
menyerah 2 hotdog untuk mendapatkan 1 hamburger ekstra.
Tingkat
substitusi marjinal tidak memeriksa kombinasi barang yang akan konsumen lebih
memilih lebih atau kurang dari kombinasi lain, tetapi memeriksa yang kombinasi
barang konsumen akan lebih memilih hanya sebanyak. Ini juga tidak memeriksa
marginal utilitas - berapa banyak lebih baik atau lebih buruk konsumen akan
dengan satu kombinasi barang daripada yang lain - karena semua kombinasi barang
sepanjang kurva indiferen dinilai sama oleh konsumen.
Konsumen bersedia mengkonsumsi 10 soda
untuk melihat 5 film. tingkat substitusi marjinal di titik c adalah 10 dibagi
dengan 5, sama dengan 2. pada titik g konsumen bersedia mengkonsumsi 4,5 soda
untuk melihat 9 film. tingkat substitusi marjinal di titik g adalah 4,5 dibagi
oleh 9, sama dengan 1 / 2.
Pengaruh kepuasan konsumen terhadap
perubahan harga
¢ Efek-efek
perubahan harga dapat dibedakan atas tiga, yaitu efek subsitusi, efek,
pendapatan dan efek total. Efek substitusi (subsitution effect) adalah
perubahan jumlah barang yang diminta karena perubahan harga relatif sesudah
penghasilan konsumen dikompensasi. Efek pendapatan (income effect)
adalah perubahan jumlah barang yang diminta akibat pendapatan riil konsumen
berubah. Efek total (total effect) adalah perubahan jumlah yang diminta
konsumen apabila konsumen bergerak dari satu keseimbangan ke keseimbangan yang
lain (efek total adalah penjumlahan efek pendapatan dan efek substitusi)
¢ Ketiga
efek ini juga dapat dibedakan pengaruhnya antara barang normal, barang inferior
dan barang giffen. Barang normal (normal goods) adalah barang yang
apabila harganya turun maka permintaan naik, dan apabila harga naik maka
permintaannya turun (sesuai dengan hukum permintaan), sedangkan barang inferior
(inferior goods) atau biasa disebut barang yang berkualitas rendah,
yaitu kenaikan harga akan menyebabkan pendapatan riil konsumen turun dan
mengakibatkan jumlah yang diminta naik, sebaliknya apabila harga turun
permintaan akan turun. Hal ini disebabkan konsumen merasa lebih baik dan ia akan
menggantikan barang inferior tersebut dengan barang yang berkualitas lebih
baik. Barang giffen (giffen goods) adalah barang apabila terjadi
penurunan harga akan menyebabkan terjadinya kenaikan permintaan. Penamaan
barang giffen diambil dari nama ekonom penemunya, yaitu bernama Sir Robert
Giffen (1837-1910)
Penurunan
Permintaan
¢ Penurunan Kurva Permintaan
¢ Kurva
indiferens dapat digunakan untuk menurunkan kurva permintaan, baik secara
grafis maupun matematis. Penurunan tersebut dilakukan dengan dua tahap. Tahap
pertama, gambarkan kurva konsumsi-harga (price consumption curve = PCC).
Tahap kedua, gambarkan kembali kombinasi-kombinasi harga-kuantitas dari PCC
tersebut. Perhatkikan hubungan antara krva indiferens dengan kurva permintaan.
Kuantitas-kuantitas pada kurva permintaan adalah jumlah barang yang dibeli
(dikonsumsi) yang memaksimumkan kepuasan konsumen pada berbagai tingkat harga, cateris
paribus.
Permintaan yang
di kompensasikan
Hal ini memperlihatkan hubungan antara
harga barang dan jumlah yang dibeli atas dasar asumsi bahwa harga lain dan
utilitas tetap konstan. Secara matematis kurva ini merupakan representasi
matematika dari fungsi permintaan yang dikompensasi
ELASTISITAS PERMINTAAN
TERHADAP HARGA DAN SLOPE PCC
o
Elastisitas Permintaan
Terhadap Harga
Ukuran hubungan
antara perubahan kuantitas yang diminta dari barang tertentu dan perubahan
harga. Elastisitas harga dari permintaan adalah istilah dalam ilmu ekonomi
sering digunakan ketika mendiskusikan sensitivitas harga. Rumus untuk
menghitung elastisitas harga permintaan adalah: Harga Elastisitas Permintaan = % Perubahan Kuantitas Dituntut /%
Perubahan Harga
Jika perubahan
kecil dalam harga yang disertai dengan perubahan besar dalam kuantitas yang
diminta, produk ini dikatakan elastis (atau responsif terhadap perubahan
harga). Sebaliknya, produk inelastis jika perubahan besar dalam harga yang
disertai dengan sejumlah kecil perubahan kuantitas yang diminta.
Elastisitas harga
dari permintaan mengukur respon permintaan terhadap perubahan harga untuk
barang tertentu. Jika elastisitas harga permintaan adalah sama dengan 0,
permintaan inelastis sempurna (yaitu, permintaan tidak berubah ketika perubahan
harga). Nilai antara nol dan satu menunjukkan bahwa permintaan inelastis (ini
terjadi ketika perubahan persen dalam permintaan kurang dari perubahan persen
dalam harga). Ketika elastisitas harga permintaan sama dengan satu, permintaan
satuan elastis (perubahan persen dalam permintaan adalah sama dengan persentase
perubahan harga). Akhirnya, jika nilai lebih besar dari satu, permintaan
elastis sempurna (permintaan dipengaruhi ke tingkat yang lebih besar oleh
perubahan harga).
Misalnya, jika
kuantitas yang diminta untuk meningkat baik 15% dalam menanggapi penurunan 10%
dalam harga, elastisitas harga permintaan akan 15% / 10% = 1,5. Sejauh mana
kuantitas yang diminta untuk perubahan yang baik dalam menanggapi perubahan
harga dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor-faktor termasuk jumlah
pengganti dekat (permintaan lebih elastis jika ada pengganti dekat) dan apakah
yang baik adalah suatu keharusan atau mewah (kebutuhan cenderung memiliki
permintaan inelastis sementara kemewahan lebih elastis).
Bisnis
mengevaluasi elastisitas harga permintaan untuk berbagai produk untuk membantu
memprediksi dampak harga pada penjualan produk. Biasanya, bisnis biaya harga
tinggi jika permintaan produk adalah harga inelastis.
o
Price-Consumption Curve
(PCC)
Ø
PCC disebut juga Price Expansion Price karena
menggambarkan perkembangan harga.
Ø
Kurva yang menggambarkan kombinasi produk yang
dikonsumsi yang memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada
berbagai tingkat harga (menggambarkan bagaimana konsumen bereaksi terhadap
perubahan harga suatu barang, sedangkan harga barang lain dan pendapatan tidak
berubah).
Ø
Dengan adanya penurunan harga barang B, garis anggaran
bergerak, dan posisi keseimbangan berpindah. Apabila titik keseimbangan
tersebut dihubungkan maka diperoleh garis konsumsi harga. PCC menghubungkan
titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai harga pada suatu barang, di
mana pendapatan dan harga nominal barang lain dianggap tetap.
o
Price-Consumption Curve
(PCC)
Kurva permintaan barang dapat diturunkan dari titik-titik pada kurva
PCC, menggambarkan jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga.
Dengan demikian, PCC memiliki hubungan dengan elastisitas harga ->
Ø Membantu menentukan nilai elastisitas harga dari permintaan, yang
menggambarkan tingkat respon konsumen terhadap perubahan harga.
Ø Ketika harga berubah, PCC juga menunjukkan jumlah permintaan barang lain
di sumbu vertikal, sehingga elastisitas silang dari permintaan dapat diketahui.
Ø Secara grafik slope dari PCC menunjukkan nilai elastisitas harga.
o
Hubungan antara PCC dengan elastisitas harga:
Ø Apabila PCC berslope negatif -> E > 1 (elastis)
Ø Apabila PCC berslope horizontal -> E = 1 (unit elastis)
Ø Apabila PCC berslope positif -> E < 1
(inelastis)